Mencerdaskan Anak dengan Bercerita

Anak-anak perlu diperkenalkan cara bercerita, terutama cerita rakyat yang sarat dengan pesan-pesan moral. Dengan begitu, anak-anak pun bisa menjadi pembawa tongkat estafet dalam melestarikan budaya membaca Bahasa Indonesia dan keragaman nusantara.

"Saya rasa kalau diperkenalkan kepada anak-anak karena bisa memberi dampak yang positif terutama lewat pesan-pesan moral dari cerita itu," kata Ketua Kelompok Pecinta Bacaan Anak (KPBA) Indonesia Murti Bunanta di Jakarta, Kamis (11/11/2010), di sela pementasan cerita rakyat anak-anak dari Sanggar Arsari-Al Hidayah Penjaringan.

Anak-anak tersebut tampil dalam acara Festival Bercerita IX dalam rangka merayakan bulan berbahasa Indonesia pada Oktober lalu dan keragaman budaya nusantara. Pembukaan festival dua tahunan yang diadakan sejak 20 tahun lalu oleh KPBA itu turut dihadiri Wakil Menteri Pendidikan, Fasli Jalal, dan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal.

Pada kesempatan tersebut Fasli Jalal juga turut membacakan buku cerita rakyat dari Papua yang berjudul "Masarasenani dan Matahari". Sementara, Dubes Slovakia, Stefan Rozkopal membacakan buku cerita rakyat berjudul "Kancil dan Raja Hutan".

Murti mengatakan, dari kegiatan tersebut terlihat minat anak untuk bercerita cukup bagus dan ternyata mereka tertarik dengan cerita-cerita rakyat yang dipentaskan sendiri oleh anak-anak. Sebelumnya anak-anak dari TKK Penabur 10 mempertunjukkan certa rakyat berjudul "Made dan Keempat Sahabat Karibnya" di depan para hadirin. Penampilan mereka yang lugu memukau dan menghibur para penonton.

Murti menjelaskan, acara tersebut bertujuan melestarikan budaya membaca Bahasa Indonesia dan keragaman nusantara yang tidak hanya difokuskan kepada anak-anak, tapi juga para guru dengan cara memberikan pelatihan kepada pengajar anak usia dini. Diharapkan guru-guru tersebut memiliki keterampilan dalam menceritakan cerita-cerita yang sarat akan pesan moral kepada anak-anak. ***

Sumber: lipsus.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar