MGMP Jangan Hanya Sekadar Papan Nama

logoMGMP merupakan wadah pembinaan profesional bagi guru mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan. Sesuai dengan namanya, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, MGMP mestinya menjadi ajang bagi guru mata pelajaran untuk bermusyawarah. Melalui kegiatan MGMP ini, guru mata pelajaran dapat duduk bersama untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas profesional sehari-hari. Melalui forum ini pula, guru mata pelajaran dapat saling berbagi pengalaman dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah terkini dalam usaha peningkatan mutu pembelajaran.

Namun, keberadaan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kendal selama ini belum memenuhi harapan sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai sebuah lembaga, MGMP belum dimanfaatkan secara optimal oleh para anggotanya. Hal ini terjadi karena manajemen MGMP yang kurang berfungsi secara optimal; program kegiatan MGMP yang kurang menarik dan kurang signifikan; dana pendukung operasional MGMP yang kurang proporsional; rendahnya dukungan asosiasi profesi terhadap MGMP; dan kurang diberdayakannya eksistensi dan signifikansi MGMP dalam peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional.


Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standardisasi Nasional Pendidikan (SNP) menjadi landasan bagi pelaksanaan Ujian Nasional. Kebijakan ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sesuai dengan Permendikdas Nomor 20 Tahun 2005 tentang Ujian Nasional, mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Hal ini menuntut tanggung jawab moral guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mempersiapkan siswa agar memperoleh hasil yang signifikan dalam mengikuti ujian tersebut.


Diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi mengisyaratkan perlunya perubahan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Salah satu ciri dalam perubahan itu adalah bagaimana cara guru mempersiapkan program pembelajaran secara cermat sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara menarik, melibatkan siswa dan sumber daya yang tersedia, serta bermakna. Di samping itu, guru juga dituntut supaya dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya dengan memanfaatkan internet untuk mengakses informasi dan mengembangkan bahan ajar.


Namun keadaan ini belum terwujud. Banyak guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di Kabupaten Kendal, yang belum dapat menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Hal ini karena belum dioptimalkannya fungsi MGMP sebagai sebuah lembaga. Oleh karena itu, MGMP sebagai forum komunikasi bagi guru mata pelajaran perlu diberdayakan secara maksimal.


Ke depan, semoga kehadiran MGMP tidak hanya sebatas papan nama. Namun, lebih mengarah pada upaya nyata untuk bersama-sama membangun “korps” sebagai sebuah organisasi guru mata pelajaran yang benar-benar dirasakan manfaatnya untuk kepentingan dunia pembelajaran. ***

2 komentar:

  1. admin mengatakan...

    coba komen!

  2. admin mengatakan...

    terima kasih supprot dan apresiasinya, pak denny. masih dalam tahap pembenahan. mudah2an blog ini bs stabil utk diakses, pak. btw, selamat atas seminarnya, pak. maaf, ndak bisa ikut hadir. semoga kita bisa aling bekerja sama dan bersilaturahmi. kami harus banyak belajar dari pak deny, dkk dalam soal memanage organisasi. sekali lagi terima kasih, pak.

Posting Komentar