Guru Ngeblog: Mengapa Tidak?

blog mgpDari sisi waktu, guru jelas banyak diuntungkan. Beban kewajiban mengajar guru hanya 24 jam — berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) — per minggu dari total waktu 144 jam. Ini artinya, masih ada siswa waktu 120 jam per minggu. Selain bisa digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas utama yang lain, seperti menyusun silabus, skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media/alat bantu, menyusun soal, koreksi, analisis nilai, menyusun program tindak lanjut, beribadah, beristirahat, berkomunikasi dengan keluarga, atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial, juga bisa digunakan untuk meningkatkan potensi diri. Membaca dan menulis, menurut hemat saya, sangat tepat dijadikan sebagai aktivitas yang bermakna dalam menunjang kompetensi guru.

Mengapa dua aktivitas itu penting saya kemukakan? Setidaknya ada dua alasan yang cukup mendasar. Pertama, membaca dan menulis bisa menjadi asupan bergizi dalam *halah* khazanah rohaniah kita yang (nyaris) luput dari sentuhan perhatian keseharian kita. Disadari atau tidak, kita lebih “memuliakan” kegemukan lahiriah ketimbang ketambunan rohaniah kita. Kita nekad melakukan demo, bahkan “perang urat syaraf” ketika perut kita merasa lapar. Namun, ketika simpul-simpul syaraf otak dan keliaran imajinasi kita butuh dipermak dan dirawat, kita cuek-bebek; membiarkan pikiran dan imaji kita kelaparan hingga lumpuh.

Kedua, membaca dan menulis masih menjadi fenomena budaya yang langka di negeri ini. Bahkan, bangsa kita sudah lama dikenal sebagai bangsa yang malas membaca. Dari budaya praliterasi, bangsa kita langsung meloncat ke budaya posliterasi (media elektronika). Budaya literasi dibiarkan tenggelam, melapuk, dan memfosil dalam sejarah peradaban bangsa dari generasi ke generasi. Kalau budaya membaca (reseptif) saja masih amburadul, apalagi budaya menulis (produktif). *halah sok tahu, yak* Tak heran ketika Menpan menetapkan ketentuan angka kredit pengembangan profesi untuk kenaikan pangkat dari golongan IV-a ke golongan IV-b dan seterusnya melalui penulisan karya ilmiah, banyak guru yang angkat tangan. :mrgreen: Banyak yang gagal meraihnya sehingga bejibun jumlah guru yang terpaksa ndongkrok di golongan IV-a.

Nah, ketika dunia tak lagi mengenal sekat-sekat geografis, bahkan sudah menyatu dalam sebuah perkampungan global, idealnya aktivitas membaca dan menulis bukan lagi menjadi sebuah kewajiban, melainkan sebuah kebutuhan. Seiring dengan itu, anak-anak sekolah pun mulai banyak yang merambah ke dunia internet. Jika kita perhatikan, sudah banyak pelajar yang memiliki blog. Hebat! Blog yang mereka miliki tak hanya sekadar blog biasa. Mereka rutin meng-up date-nya dengan postingan bermutu. Lihat saja blog chaosregion, Mas Moer, atau bachtiar –untuk menyebut beberapa nama. Ketiga blog ini masing-masing dikelola oleh anak muda yang usianya belum genap berkepala 2. Luar biasa! Salut!

Kalau para pelajar seusia SMA saja sudah punya blog yang bagus, bagaimana dengan para gurunya? *halah* Bisa jadi menjadi sebuah ironi apabila para pelajar sudah melintas kencang di tengah-tengah lalu lintas peradaban dunia melalui blog, sementara para guru masih bersikutat di semak-semak peradaban proliterasi. Kita memang perlu bersikap realistis. Kesenjangan kompetensi guru desa-kota selama ini memang masih cukup lebar. Guru-guru yang tinggal di kota hampir setiap hari bisa mengakses dunia maya. Sementara, guru-guru yang tinggal di pelosok-pelosok dusun masih harus akrab dengan kondisi tempat tinggal yang jauh dari sentuhan signal internet. Namun, saya kira hal itu tidak bisa jadi alasan pembenar bagi rekan-rekan sejawat — terutama yang tinggal di kota– untuk tindak melakukan aktivitas ngeblog.

Selain sudah banyak diungkap di blog lain, saya juga pernah memosting beberapa tulisan yang berkaitan dengan pentingnya ngeblog di kalangan guru di tengah-tengah abad gelombang informasi ini. Simak saja tulisan saya di sini, di sini, atau di sini. Kita juga mengenal blog guru –sekadar menyebut beberapa nama– seperti Aditya-Suandana, akafuji, Awan965, deni3wardana, enggar, eNPe, Gempur, kangguru, Mawardi, Narto, rudyhilkya, urip, Welly Arwanto, Yossi, atau zainurie. Blog-blog tersebut dikelola oleh bloger yang kebetulan juga berprofesi sebagai guru. Mudah-mudahan langkah mereka segera diikuti oleh rekan-rekan sejawat guru yang lain.

Saya kira blog yang mereka kelola bukan sebagai ajang untuk pamer diri, cari sensasi, atau ketenaran, melainkan lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk menjalin silaturahmi, sharing, dan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Ini artinya, kehadiran blog guru di dunia maya agaknya juga sangat dibutuhkan untuk kepentingan dunia pendidikan. ***

10 komentar:

  1. Deni Kurniawan As'ari mengatakan...

    Saya kira blog yang mereka kelola bukan sebagai ajang untuk pamer diri, cari sensasi, atau ketenaran, melainkan lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk menjalin silaturahmi, sharing, dan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Ini artinya, kehadiran blog guru di dunia maya agaknya juga sangat dibutuhkan untuk kepentingan dunia pendidikan.

    Saya setuju banget. Blog dapat digunakan sebagai wahana mengeluarkan segala apa yang dipikir, dirasakan, dialami dan diidamkan oleh guru.

    Saya sendiri merasakan manfaat, ketika membaca postingan pak Sawali tentang dunia pendidikan.

    Jadi, guru ngeblog... wajib kaliee...

  2. admin mengatakan...

    yaps, saya kira begitu, pak denny, kan ndak ada untungnya guru ngeblog sekadar utk cari sensasi, hehehe ... btw, makasih banget apresiasinya selama ini, pak deni.

  3. annosmile mengatakan...

    semangat ngeblog pak guru
    ditunggu pelajaran onlinenya :D

  4. lathifulamri mengatakan...

    wah, saya malah pengen jadi guru :D

  5. admin mengatakan...

    terima kasih support dan masukannya, mas kurnia. memang bener kok, pada masasekrang ini, internet sdh bukan lagi barang mewah, dunia pendidikan pasti akan cepat maju jika para guru juga ngeblog, hehehehe ... lewat blog kita bisa saling berdiskusi dan sharing.

  6. admin mengatakan...

    woo. sebuah cita2 yang luhur dan mulia, semoga terkabul.

  7. admin mengatakan...

    walah, saya juga sedang belajar ngeblog nih, mas, masih perlu terus belajar, belajar, dan belajar.

  8. admin mengatakan...

    walah! :mrgreen:

  9. admin mengatakan...

    terima kasih kunjungan dan komentarnya, pak wandi. blog mgmp matematika smp sudah saya link di bar samping, pak. utk blog pribadi, sebaiknya dilink di blog pribadi juga, pak, hehehe .... makanya judul link-nya saya beri label "link MGMP".

  10. admin mengatakan...

    hehehe ... pak wandi, persoalannya bukan soal itu, hiks, tapi memang karena keterbatasan bar samping, sehingga utk blog mgmp hanya utk link2 sekolah, mgmp, atau komunitas pendidikan yang lain.

Posting Komentar